Hidrologi teknik
Collection Location | ||
Edition | ||
Call Number | 620.4162 WIL h | |
ISBN/ISSN | 9798001885 | |
Author(s) | Wilson, E.M I. Purbo-Hadiwidjoyo |
|
Subject(s) | Hidrologi |
|
Classification | 620.4162 WIL h | |
Series Title | GMD | Text |
Language | Indonesia | |
Publisher | Bandung: ITB; 1993 | |
Publishing Year | 1993 | |
Publishing Place | Bandung | |
Collation | 14a, 327 hal.: ilus.; 21 cm.; | |
Abstract/Notes | Ilmu hidrologi adalah ilmu yang berhubungan dengan keterdapatan dan pergerakan air di atas dan melalui permukaan bumi. Ilmu itu berhubungan dengan berbagai bentuk kelengasan yang ada, dan beralihnya wujud zat cair, zat padat dan bentuk gas itu di udara dan di lapisan permukaan daratan. Ilmu itu pun menyangkut lautan-sumbernya dan kumpulan semua air yang memberi hidup di planet ini. Pada dasarnya hidrologi adalah suatu ilmu yang bersifat menafsirkan. Melakukan percobaan dibatasi oleh ukuran kejadian di alam; yang diteliti sederhana saja dengan akibat yang bersifat khusus. Persyaratan mendasarnya berupa data yang diamati dan diukur mengenai semua segi pencurahan, pelimpasan, penelusan, pengaliran sungai, penguapan, dan seterusnya. Dengan data itu dan pemahaman tentang bidang pengetahuan yang berbatasan yang banyak itu, seorang hidrologiwan yang terampil dapat memberi jalan keluar bagi banyak masalah keteknikan yang timbul. Gerakan air yang berdaur dari lautan ke atmosfer dan dari sana karena pencurahan ke bumi, tempat air itu berkumpul, disebut daur hidrologi. Urutan peristiwa yang berdaur seperti itu memang terjadi, tetapi tidak sesederhana itu. Pertama, daur itu mungkin pada berbagai tahapan membuat jalan pintas, misalnya curahan dapat terjadi langsung di lautan, danau atau jalan air. Kedua, tidak ada keseragaman waktu yang terpakai oleh daur itu. Pada waktu ada kekeringan mungkin daur itu ternyata terhenti sama sekali, dan selama banjir tampak berlangsung terus. Ketiga, kehebatan dan kekerapan daur itu bergantung pada geografi dan iklim, karena yang menyebabkannya bekerja adalah penyinaran matahari yang berbeda-beda, bergantung pada garis lintang dan musim sepanjang tahun. Akhirnya, berbagai bagian daur itu mungkin menjadi cukup rumit (banyak liku-likunya) dan manusia hanya mampu mengendalikan sedikit pada bagian terakhirnya, ketika air sudah jatuh di bumi dan menempuh jalannya kembali ke lautan. |
|
Specific Detail Info | ||
Back To Previous |